Tak peduli sekeras ataupun sekurang apa pun kamu
berjuang, semua sudah diramu oleh Tuhan. Tanganmu tidak akan pernah menang
melawan tangan-Nya. Jadi, alih-alih mengkhawatirkan apa yang akan terjadi ke
depan, mengapa tidak kau percayakan saja pada yang sudah andal? Ya. Semesta.
Aku tahu, kamu sudah pernah membaca tentang “Semesta, Cita-cita dan Pergeserannya” bukan?
Kamu begitu mahir mengartikan semesta dan mengikuti apa maunya ketika itu. Jadi
sekarang, mengapa harus mengikuti langkah orang lain, jika bisa mencoba langkah
yang berbeda? Mengapa harus menyamakan langkah jika kamu justru lebih pandai
dalam menikmatinya?
Jangan pernah lupa bahwa sejatinya, manusia dilahirkan utuh
bersama dengan senang dan sedih;
Menang dan kalah,
Luka dan cinta,
Percaya dan kecewa,
Mudah dan sulit,
Lelah dan syukur.
Kamu sudah berjalan di atas jalur yang semestinya. Sudah
sesuai dengan rencana Tuhan. Tidak ada yang salah. Kamu dibuat lemah agar saat
kamu sudah lebih kuat, kamu tidak congkak dan menindas lainnya. Kamu dibuat
kalah agar saat mendapat kemenangan, kamu tidak membusungkan dada melainkan
menghargainya. Pun dengan sedih, kamu banyak merasakannya agar nanti, jika
suatu hari badai besar hadir di dadamu, kamu sudah terbiasa dan mahir
meredamnya. Tuhan begitu baik memberikanmu masa-masa yang sulit, semata-mata
untuk menyulut jiwamu yang sebenarnya.
Kamu terus memikirkan tentang “Bagaimana Jika Nanti” padahal Tuhan sudah merencakan banyak hal
untukmu, dan rencana-Nya adalah yang paling baik. Lihat lagi ke belakang,
setelah masa sulit, bukankah hal sederhana bisa menjadi suatu yang sangat
istimewa?
Tenanglah, semesta menaungimu. Dan segeralah dewasa. Ambil langkah yang berbeda: langkah yang bisa kamu nikmati selama perjalanannya.