MERENCANAKAN HIDUP ADALAH MELUKIS DI ATAS AIR

Hidup adalah kanvas yang luas dan tidak terhingga. Kita bebas melukisnya, menggunakan ego dan hasrat yang kita punya. Tapi..., kanvas yang sedang kita lukiskan rencana hidup, adalah air. Merencanakan hidup sama halnya dengan melukis di atas air. Akankah lukisan itu menghasilkan sesuatu yang pasti? Tidak. Apakah mudah? Tidak. Mungkinkah terwujud tanpa hambatan, tanpa gemericik pengganggu, tanpa gelombang yang menghapuskan semua goresan yang telah kita lukis di atasnya? Tidak.
Ya,
Merencanakan hidup adalah melukis di atas air. Tidak akan sesuai rencana. Ada kecerdasan lain—di atas kecerdasan manusia—yang mengatur bagaimana lukisan kita akan terbentuk pada akhirnya. Itu adalah kecerdasan kosmik—aku sering menyebutnya semesta. Semesta tidak pernah membiarkan hidup berjalan selalu sesuai rencana. Tapi ini hal baik
Hidup yang tidak selalu sesuai rencana adalah hal baik. Sebab sering kali, rencana yang kita buat adalah rencana egois. Rencana untuk kepuasan sementara. Atau rencana-rencana yang serakah—dan merusak
Ketika rencana itu gagal, maka berhenti di sini, saat ini. Sadar dan utuh. Perhatikan bahwa semesta sedang bekerja. Perubahan dalam rencana hadir hanya untuk diamati dan disadari. Pada akhirnya kita harus kembali kepada kanvas kita yang sebenarnya. Ketidakpastian, kecewa, marah mungkin akan hadir tapi pada dasarnya jiwa kita adalah ketenangan yang stabil. Emosi dan harapan hanya gemericik air di atas kanvas kita yang tenang.
Merencanakan hidup adalah melukis di atas air. Setiap gelombang berhenti akibat adanya gelombang lain yang lebih besar—dan berbeda arah. Sama halnya dengan kita. Ketika rencana gagal, maka ada rencana lain—yang lebih besar dan berbeda arah—sedang bekerja untuk kita. Lagi-lagi hanya perlu diamati dan disadari.
Terkadang,
Tidak semua memiliki jalan keluar. Dan jika itu terjadi, ya sudah. Kita harus kembali berhenti di sini, saat ini. Sadar dan utuh. Merencanakan hidup adalah melukis di atas air, bukan batu. Untuknya kita harus siap berubah dan mengalir. Tidaklah mungkin menggunakan hanya satu rencana untuk merencanakan hidup, untuknya kita harus berencana dan siap untuk mengubahnya.
0 komentar